TEKNIK KOMUNIKASI DATA DIGITAL
TRANSMISI ASYNCHRONOUS DAN SYNCHRONOUS
Data
ditransfer melalui path komunikasi tunggal pada transmisi data secara serial dimana
tiap elemen pensinyalan dapat berupa :
- Kurang dari 1 bit : misalnya dengan pengkodean
Manchester
- 1 bit : NRZ-L dan FSK adalah contoh-contoh analog dan
digital
- Lebih dari 1 bit : QPSK sebagai contohnya.
Dalam
bahasan ini, kita menganggap satu bit per elemen pensinyalan kecuali jika keadaan
sebaliknya.
Synchronisasi adalah salah satu tugas utama dari komunikasi data. Suatu
transmitter mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu medium ke
receiver. Receiver arus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga
harus mengetahui durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line tersebut
dengan timing yang tepat untuk membaca tiap bit. Misalkan pengirim (sender)
mentransmisi sejumlah bit-bit data. Pengirim mempunyai suatu clock yang
mempengaruhi timing dari transmisi bit-bit. Sebagai contoh, jika data
ditransmisi dengan 10000 bits per second (bps), kemudian 1 bit akan ditransmisi setiap 1/10000 = 0,1
millisecond (ms), sebagai yang diukur oleh
clock pengirim. Maka, receiver akan menentukan waktu yang cocok untuk
sampel-sampelnya pada interval dari 1 bit time. Pada contoh ini, pen-sampling-an
akan terjadi sekali setiap 0,1 ms. Jika waktu pen-sampling-an berdasarkan pada clocknya
sendiri, maka akan timbul masalah jika clock-clock transmitter dan reciver tidak
disamakan dengan tepat. Jika ada perbedaan 1 persen (clock receiver 1 persen lebih
cepat atau lebih lambat daripada clock transmitter), maka pen-sampling-an pertama
0,001 ms meleset dari tengah bit (tengah bit adalah 0,05 ms dari awal dan akhir
bit). Setelah sampel-sampel mencapai 50 atau lebih, receiver akan error karena pen-sampling-annya
dalam bit time yang salah (50 x 0,001 = 0,05 ms). Untuk perbedaan timing yang
kecil, error akan terjadi kemudian, tetapi kemudian receiver akan keluar dari step transmitter jika
transmitter mengirim aliran bit yang panjang dan jika tidak ada langkah-langkah yang men-synchron-kan transmitter dan
receiver.
TRANSMISI
ASYNCHRONOUS
Strategi dari metode ini yaitu mencegah problem timing dengan
tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak
putus -putusnya. Melainkan data ditransmisi per karakter pada suatu waktu,
dimana tiap karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau synchronisasi
harus dipertahankan antara tiap karakter; receiver mempunyai kesempatan untuk
men-synchron-kan awal dari tiap karakter baru.
Awal
dari suatu karakter diisyaratkan oleh suatu start bit dengan binary '0'.
Kemudian diikuti oleh 5 sampai 8 bit yang membentuk karakter tersebut. Bit-bit
dari karakter itu ditransmisi dengan diawali least significant bit (LSB). Biasanya, bit-bit
karakter ini diikuti oleh suatu parity bit yang berada pada posis i most-significant-bit (MSB).
Parit bit tersebut diset oleh transmitter sedemikian seperti total
jumlah binary '1' dalam karakter; termasuk
parity bit-nya, adalah genap (even parity) atau ganjil (odd parity), tergantung
pada konversi yang dipakai. Elemen terakhir yaitu stop, yang merupakan
suatu binary '1'. Panjang minimum dari stop biasanya 1;1,5 atau 2 kali durasi
dari bit. Sedangkan maksimumnya tidak dispesifikasikan. Karena stop sama dengan
kondisi idle, maka transmitter akan melanjutkan transmisi sinyal stop sampai siap
untuk mengirim karakter berikutnya. timing error yang menyebabkan error pada penerimaan.
Disini dianggap bahwa data ratenya 10000 bps; oleh karena itu tiap bit mempunyai
durasi 0,1 ms atau 100 s. Anggaplah receiver terlambat 7 persen atau 7 s per
bit time. Dengan demikian receiver men-sampel karakter yang masuk setiap 93 s (berdasarkan
pada clock transmitter). Seperti terlihat, sampel terakhir mengalami error.
Sebenarnya error ini menghasilkan dua macam error : pertama, sampel bit terakhir
diterima tidak tepat; kedua, perhitungan bit sekarang keluar dari kesepakatan.
Jika
bit ke 7 adalah 1 dan bit ke 8 adalah 0 maka bit 8 akan dianggap suatu start
bit. Kondisi ini diistilahkan framing error, yaitu karakter plus start
dan stop bit yang kadang-kadang dinyatakan suatu frame. Framing error
juga jika beberapa kondisi noise menyebabkan munculnya kesalahan dari suatu
start bit selama kondisi idle.
Komunikasi
asynchronous adalah sederhana dan murah tetapi memerlukan tambahan 2 sampai 3
bit per karakter untuk synchronisasi. Persentase tambahan dapat dikurangi dengan
mengirim blok-blok bit yang besar antara start dan stop bit, tetapi akan memperbesar
kumulatif timing error. Solusinya yaitu transmisi synchronous.
TRANSMISI
SYNCHRONOUS
Dengan
transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver
dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data. Untuk itu, tiap blok dimulai
dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol informasi.
Frame adalah data plus kontrol informasi. Format yang tepat dari
frame tergantung
dari
metode transmisinya, yaitu :
- Transmisi character-oriented,
(lihat gambar 4.2a)
Blok data diperlakukan sebagai rangkaian karakter-karakter
(biasanya 8 bit karakter).
Semua kontrol informasi dalam bentuk karakter.
Frame dimulai dengan 1 atau lebih 'karakter synchronisasi'
yang disebut SYN, yaitu pola bit khusus yang memberi sinyal ke receiver bahwa
ini adalah awal dari suatu blok. Sedangkan untuk postamble-nya juga dipakai
karakter khusus yang lain. Jadi receiver diberitahu bahwa suatu blok data
sedang masuk, oleh karakter SYN, dan menerima data tersebut sampai terlihat
karakter postamble. Kemudian menunggu pola SYN yang berikutnya. Alternatif lain
yaitu dengan panjang frame sebagai bagian dari kontrol informasi; receiver menunggu
karakter SYN, menentukan panjang frame, membaca tanda
sejumlah karakter dan kemudian menunggu karakter SYN
berikutnya untuk memulai frame berikutnya.
- Transmisi bit-oriented ,
Blok data diperlakukan sebagai serangkaian bit-bit.
Kontrol informasi dalam bentuk 8 bit karakter.
Pada transmisi ini, preamble bit yang panjangnya 8 bit dan
dinyatakan sebagai suatu flag sedangkan postamble-nya memakai flag yang sama pula.
Receiver mencari pola flag terhadap sinyal start dari
frame. Yang diikuti oleh sejumlah kontrol field. Kemudian sejumlah data field, kontrol
field dan akhirnya flag-nya diulangi.
Perbedaan dari kedua metode diatas terletak pada format
detilnya dan kontrol informasinya.
Keuntungan transmisi synchronous :
·
Efisien dalam ukuran
blok data; transmisi asynchronous memerlukan 20% atau lebih tambahan ukuran.
·
Kontrol informasi
kurang dari 100 bit.
대박!
BalasHapus