My Live’s My
Victory
saat matahari menunjukkan laganya saat matahari berada di sentral
penyinaran yaa pukul 12 lewat 15 menangislah anak manusia yang BARU mengirup
udara bumi,merasakan fase baru setelah lama mendekap pada rahim,menangis..menangis
menangis..ya aku menagis .
Sepanjang
tangisku .. jika diterjemahkan aku berteriak..aku berteriak “Aku pemenang !..Aku pemenang “
Aku berjuang
meraih kehidupan sampai mendarat di bumi dengan berjuta sel yang aktif dan
hidup namun hanya AKU yang lolos dan diizinkan bermain ..
Sebut saja
lomba lari,memulai di garis start aku berlari mencari celah dan berakhir pada
finish dalam perlombaan ini tidak ada juara 2 dan 3 hanya juara 1.
Aku lahir
sebagai status anak kandung asli dari rahim sehat ibuku sendiri dan kombinasi
dengan gen ayah sebagai anak ke-3 perempuan yang diberi nama sederhana namun
penuh pengharapan “Dini Triana”
Tak ada
orang tua yang berharap anaknya menjadi buruk ,tak ingin orang tua memberikan
yang tidak baik kepada anaknya dan mustahil jika orangtua membiarkan
anak-anaknya tidak berakhlak .
Aku tumbuh
dan berkembang dalam didikan 2 suku orangtua yang berbeda
bapakku berada pada suku jawa yang menjunjung tinggi kedisiplinan dan estetika
Beliau keras
kepala namun ada pendingin di sisinya dia adaah bundaku yang asli betawi
menjadi ibu yang kokoh dan istri yang taat menjalankan syariat.
Orangtuaku
mempunyai investasi akhirat 3 buah pertama Eka kakak pertama dan Dwi kakak
kedua.. terakhir adalah aku .
Saat ibu mengandungku kakak laki2 ku(Dwi) sangat menginginkan adik perempuan
kekecewaanya memuncak saat yang dia tau adiknya adalah perempuan ..
Entah kenapa
kak Dwi tidak terlalu respect kepada adik perempuannya ini .
Aku pernah
membaca sebuah kutipan Katanya “anak
sepenuhnya milik orangtua saat berumur 5thun ,namun saat 6tahun sampai
seterusnya ia milik lingkungan”
Kegiaatn
awal sebagai anak yang berkembang pun dimulai,aku sebenarnya sudah aktif
mewarnai walaupun wadahnya dinding-dinding rumahku,aku menggambar,mewarnai apa
saja yang ku lihat namanya anak-anak..
Mulai gemar
dengan “CRAYON” dan pensil berwarna,aku bemain dan belajar di Taman Kanak-Kanak Darrul Ulum
,dekat dengann rumah bibi dan jauh dari
rumah ,Saat itu aku mengalami transisi jauh dari orangtua,karena kedua
orangtuaku kerja ,kakak-kakakku pun masih kecil , aku dititipkan bibi sampai
petang.Mungkin karena aku memang masih kanak-kanak dan butuh bimbingan orang dewasa.Namun
saat aku jauh dari mereka aku mengatasi semua menggantikannya dengan mewarnai
dan menggambar tak pernah bosan ,Belum merasakan sepi dan sendiri yang lebih
karena anak-anak hanya bermain dan bermain .Di Tk Darull ulum aku mendapat
peringkat pertama dan nilai terbesar di raport adalah menggambar ada juga nilai
terkecil yaitu menghitung/matematika.Aku mengenal bu A’I ,bu Barkah dan bu Eva
juga temen-temanku maya,arif,danu,dan rika .Dahulu aku diberi saku Rp500,- ada
hari yang lain dari biasanya..aku menghabiskan uang saku sebanyak Rp,1000 ,-
dan bapak jjelas marah kepadaku karena aku sudah dididik disiplin dalam aspek
apapun,itulah bapak lain dengan ibu paling ibu hanya bicara “yaudah besok jangan
di ulangi ..” kalau bapak menjelaskan pendapatnya tentang estetika,norma dan
semacamnya tapi aku heran mengapa yang
keras malah sering ku langgar?
Belum lagi
saat aku menumpahkan susu teman sekelasku,memecahkan mangkuk bubur ayam,membuat
bibir temenku berdarah dan menangis saat wisuda TK ,
Wisuda
identik dengan kosmetik bedak,lipstick,eyeliner pokoknya terlihat menawan.
Aku menangis
tak mau memakai lipstick “gaenak rasanya ga manis “aku menangis sembari
menghapus,ibu memakaikannya lagi dengan merayu ku diiming-imingkan crayon baru dan
terjadi berulang,aku tau ibu ingin
anaknya terlihat anggun namanya juga anak-anak ..
Aku terus tumbuh menjulang ..dan lulus sebagai
lulusan TK .
Sekarang aku
duduk di bangku Sekolah Dasar Islam Terpadu.
Aku disekolahkan dengan Yayasan
Al-Mukhtar ya.. masih berlandaskan Islam orangtuaku tak mau anakknya buta dan
tuli dengan agama ini jelas karena agama menjadi dasar perjalanan hidup manusia
.SDIT Al-Mukhtar adalah bangunan baru dan aku adalah angkatan pertama murid
hanya 2kelas. kelas 1A dan 1B kali ini
dekat dari rumah.Metode pembelajaran disini salah satunya adalah tahfidzul
Quran yaitu menghafal alQuran.kelas1 Qs.Al-Baqarah,kelas2
Q.Annaba-Annaziat..
Aku lupa
pengelompokannya yang aku tau saat kelas 6 sebagai syarat kelulusan aku harus
hafal juz30.Setiap istirahat yeng dipegang anah-anak kelas6 adalah juzz amma
mengulang ulang agar tak lupa .Aku menjalani semuanya walau sempat
terpogoh-pogoh.
Di suatu
malam.. aku menghafal dan menggenggam juzz ama saat itu adalah pada bagian
Qs.Annaziat entah kenapa aku merasa tak
sanggup menghafal segitu banyaknya coba bayangkan.. usia 7tahun dicekoki
hafalan berpuluh-puluh ayat dalam bahasa arab aku merasa lelah saat itu dan
menangis ga mau menghafal aku mengeluh pada ibu “bu dini capee daritadi ga
hafal-hafal”( menangis)
Ibu menjawab
dengan tegas “baca 11x setiap ayat .hafalin yang ikhlas karena Allah!”
Aku
tersentak dan segera mengambil air wudhu serasa ada energy khusus yang
menyuntik setelah ibu bicara tadi simple tapi bermutu .
Besoknya
saat aku maju sendiri untuk manghafal aku lancar benar..
Aku merasa pemenang bagi diriku
sendiri .
Semua balik lagi dari apa yang
diniatkan dari manusia itu sendiri.Pusatkan semua hanya pada dan untuk Alllah
semata .tuuh …
Tak terasa
aku sudah lulus kelas 6 ,dan akan berlanjut di SMP .Jika ditanya oleh
orang-orang “Dini ..mau SMP dimana?”
Aku menjawab
“yang ada macetnya yang ada lampu merahnya”
Orang yang
mendengar jawabanku pasti tertawa karena pada umumnya anak-anak seumuranku akan
langsung menyebut nama SMP favoritnya tapi lain dengan ku ..
Beda kepala ya beda pula isinya ..
Mungkin
mendengar jawaban jika aku ditanya ,orangtuaku buru berfikir keras akan
disekolahkan dimana anak bungsunya itu?namun tetap pada keinginannya yaitu
“MACET dan LAMPU MERAH”
Kenapa memilih pilihan yang justru orang-orang hindari?
Jawabanya
akan terungkap ..
Yang ada
dikepalaku saat itu ..entah kenapa aku suka saat lampu merah berubah menjadi
hijau dan orang-orang yang berkendara serentak berjalan rasanya ituuuu seperti
dalam perlombaan balap motor “ngeeng ngeeeng…tiin tinn” sambil merasakan angin alam yang mengibarkan pandangan .. yaa
ditambah warna warni lampu merah kunung hijau sering aku jika melintasi
bertanya dalam hati “kenapa warnanya merah,kunung hijau?kan udah punya pelangi warnanya???
aku suka keriuhan aku suka keramaian
aku tak suka sepi..
Yasudah akhirnya
aku berhasil merayu keduaorangtuaku untuk sekolah dengan syarat tadi
Aku
bersekolah di MTSN01 yang berada di bagian timur bekasi .Jl.Agus Salim no.179
Orangtuaku
memang selalu membebaskan anak-anaknya dalam memilih tapi harus konsisten dengan resiko yang ada.
Kalau
tentang milah memilih,aku suka cara mereka mendidik mereka tak pernah menuntut
kami apa-apa,menjadi siapa dan harus jadi apa mengarahkan pasti ,tapi tidak
sepenuhnya hak memilih ada pada orangtua yang jelas dan yang utama adalah
tanggung jawab mengemban apa yang sudah terpilih .
Berawal dari
Mos di sekolah baruku sampai kegiatan belajar mengajar pun aktif
Aku masih
terus di asuh dengan dasar agama yang kental
Karena baru
awal dan baru beradaptasi,aku masih diantar dan dijemput bapak..tapi kelas satu
smester2 aku sudah tidak mau diantar ..merasa
bukan anak kecil lagi
Berangkat
naik angkutan umum pukul 06.30 dan pulang pukul 14.00 huuhh benar-benar lelah
aku menaiki angkutan 2 kali dan jalan sekitar 2km
Kalau aku
mengeluh lelah pada ibu,aku malu karena ini yang aku ingin. Sekolah jauhh macet
..
Ada hikmahnya juga aku jadi belajar
bagaimana meminimalisir rasa keluh kesah karena akan mengurangi nikmat
Di Tahap
inilah aku ,mengalami klimaks aku
mulai dikenal sebagai anak yang kritis .
Tahun kedua
masuk sekolah ,menengah atas aku sudah buat ulah,membuat ibu kecewa karena
raportku ditahan walikelas bukan masalah nilai ademik namun nilai
afektif/kelakuanku buruk .
Awal nya
dari guru Matematika aku membuatnya menangis keluar kelas aku sering menyinggung
perasannya saat KBM berlangsung ..terakhir yang aku ingat ia berkata “nda
sopaan orangtuamu orang mana din ?”
“ibu betawi
ayah jawa”
“kok orang
jawa begini?”
“loh !ibu
aja orang jawa begituu ngeliat murid kaya ngeliat musuh “
…………………………selanjutnya
bisa ditebak .
Aku memang
tak suka pelajaran menghitung mumet bawaanya karena aku tidak telaten.Aku juga
punya ideology yang kuat .kalau aku dibedakan aku akan berontak kalau aku
disalahkan padahal tidak salah aku akan tetep beragumen dan berani menyampaikan
.
Aku juga
tidak suka cara mengajarnya karena deskriminasi bukan aku yang berpendapat yang
lain juga tapi mereka tak bisa mengutarakan dan bertindak .Sedangkan
aku?berhadapan dan langsung bicara apa yang kami rasa walau caranya tidak
santun .Aku membuat ibu kecewa aku malu …
Ini adalah
hal yang dikhawatirkan ibu ..sebagai penyejuk sosok bapak yang saat itu masih tempramental .saat aku bertengkar , ibu tak ingin aku menerapkan kejadian buruk diluar dengan orang lain,tak jarang
aku beradu pendapat dengan bapak ,bapak pun tak mau kalah
dengan pendapatnya akupun sama ,bapak tak pernah main fisik apalagi memukul tapi
kalau sudah bicara tentang Peraturan,anak akan selalu salah dan orang tua dalam
posisi benar ..
Aku pernah
melakukan sesuatu saat kadar emosi bapak tinggi aku tak tau karena apa dia cepat
marah watak?atau memang mood?
Saat itu bapak marah dengan ku karena aku buat ulah dan bapak melampiaskannya dengan cara
tidak baik bapak bicara dengan nada tinggi dan menggebrak meja saat marah karena
hal sepele hingga ibu sesak.saat itu juga aku pergi dari rumah bukan lari dari
masalah tapi hanya mendinginkan suasana sebelum pergi aku menulis surat untuk nya dan isinya ..
Annakmu bukanlah anakmu ..
Meraka adalah putra-putri kehidupan
terhadap dirinya sendiri
Mereka terlahir lewat dirimu namun
tidak berasal darimu
Dan meskipun mereka bersamamu mereka
bukan milikmu
Kau boleh memberi cintamu tapi bukan
pikiranmu
Sebab mereka punya pikiran sendiri
Kau bisa memelihara tubuhnya namun
bukan jiwa mereka Sebab jiwa mereka tinggal dirumah masa depan
Kau boleh berusaha menjadi sepertinya
namun jangan jadikan mereka seperti kamu Sebab kehidupan tidak bergerak mundur
dan tinggal di hari kemarin
Wahai
orangtua ,kau adalah busur yang meluncurkan anak-anakmu sebagai panah
hidup
Pemanah mengetahui sasaran di jalan
yang tidak terhingga
Ia melengkungkanmu sekuat tenaganya
agar anak panah melesat
Biarlah tubuhmu yang melengkung di
tangannya merupakan kegembiraan
Sebab seperti cintanya terhadap anak panah yang melesat iapun
mencintai busur yang kuat .
“Dini sayang bapak
Dini sayang ibu .Bapak dan Ibu berada di
puncak teratas kecintaan setelah Allah dan Rasul
Maaf ..dini bukan malaikat yang SELALU
BENAR”
Surat ku letakkan dikamar ..aku hanya bermain
seharian di tempat yang penuh dengan ilalang aku mengagumi ilalang sejak itu
..ilalang punya semangat hidup yang kuat .Dia tumbuh disegala cuaca,akarnya
gerilya di dalam tanah,dan bunganya terbang ke segenap penjuru arah,batangnya
meliuk ketika hempasan angin mendera aku bicara dengan ilalang lewat mata
ilalang menguatkan aku ..
Seterusnya itu sudah menjadi kebiasaan ku sampai
sekarang saat orang-orang tak mengerti dengan ku aku segera menemui ilalang aku
bicara dengan tumbuhan .. yaa dengan
mataa ..aku kembali netral dan pulang dengan memikirkan segala kemungkinan
buruk yang akan terjadi ..
Ibu selalu
memposisikan dirinya ditengah-tengah dan tidak membela ibu mendekatkan aku
kembali dengan suaminya itu dengan cara terbaiknya .
Perlahan bapak semakin berubah aku sering disebut oleh ibu sebagai obat bapak ..
Tapi aku
merasa bapak adalah teman paling akrab saat dirumah tapi kenapa justru aku
sering bertengkar?
Itulah bapak .. bapak mau anak-anaknya lebih darinya walau caranya tidak diterima dengan baik
.
Akhirnya aku belajar dari itu semua
bahwa sesuatu yang buruk tidak akan menjadi baik jika cara mengubah kita juga
buruk “
Jika kita mencintai keindahan
,terapkan lah cara-cara dan prosedur hidupmu dengan INDAH
Makasih ya ALLAH .Merasa lebih baik saaat didekapmu ..
.
Sekolah
Menengah Akhir tempatku adalah Madrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta Timur
Sudah mulai disapa cinta,walau pun belum sepenuhnya
tau ..
Yang aku
andalkan hanyalah cinta pada keluarga,cinta pada orang lain aku belum
sepenuhnya tumpah heem memang belum waktunya mungkin ,yang banyak aku jalani
disini adalah menyelesikan konflik pada teman,menyelesaikan tugas,memanage
waktu,dan menjaga kesantunan.Iya aku semakin banyak berfikir tentang masalalu
yang menjadi pemikiran berat kedua orangtuaku tidak akan terjadi lagi karena
apapun.
Aku semakin
mengerti peran orangtua dalam hidup dan keluarga ..
Aku semakin
mengerti bahwasanya hidup adalah perjalanan yang dilakoni oleh tokoh utama yang
disebut “manusia”
Hingga saat
Ujian nasional pun tiba...
Pasti ada
ragu dalam melewatinya bukan meragukan kemampuan yang ku punya melainkan takut
hal buruk akan terjadi ..karena yang aku hindari adalah sebab mengecewakan
mereka lagi .Aku belajar disekolah pukul 06.30-15.15
Belum lagi
kalau ada pelajaran tambahan seharian otak dipenuhi materi ..
Bersyukurnya
aku saat aku butuh dukungan moril,keluargaku memberi tanpa ku meminta
Sepulang
sekolah di kamar ternyata sudah ada peralatan UN mulai dari papan
jalar,pensil,penghapus bahkan kemeja baru,,kata ayah biar anaknya semangat heem
bapak membelikannya
semua ..
Lain dengan
cara ibu, bukan hanya mendidik anak2nya tapi mempelajari apa itu
kehidupan dan beliau sangat menjujung “proses” aku menyimpulkan ini karena saat
aku geram karena takut dengan ujian
nasional SMA ,Ibu bilang seperti ini “dini kan udah belajar udah usaha dan doa
sekarang tinggal lakuin TAHAP berikutnya urusan LULUS no.2 “
Aku mendadak diam Karena bagi orang yang mendengar pertama
kali itu pasti aneh dari kalimatnya yang aku garis bawahi adalah TAHAP.Aku langsung berfikir dan talkself hhm tahap
adalah komponen dari proses yaa step by step adalah urutan mencapai akhir itulah
yang dinamakan proses ! aku mulai paham bahwasanya tidak ada usaha yang sia2
buktinya aku LULUS hehe Alhamdulillah … LULUS lanjut kuliah …
Perjalanan aku memilih UNIVERSITAS SWASTA pun ada tahap nya
..
Tapi aku percaya
dimanapun kita menuntut ilmu terpenting adalah dimana dan bagaimana kita
mengaplikasikannya ..
Universitas aku tekuni sekarang memang pilihan bukan
pelarian
Semakin aku besar dan
tumbuh aku semakin belajar mengatasi KEHILANGAN,SENDIRI dan SEPI..
Dulu saat kecil saat sendiri ditemani buku gambar aku sudah
terasa punya teman tapi sekarang lain cerita
..
Kalau mendengar cerita ibu ..saat aku dalam kandungan ,ibu
penakut dan takut sendiri biasanya kan
bawaan bayinya?atau sugesti?entahlah ..yang aku tau ALLAH maha adil ada memiliki ada juga kehilangan ..
Yang jelas saat ibu takut sendiri dan sepi,ibu selalu
mencari cara agar kesendirian dan kesepiannya
terbunuh
Semoga itu menular padaku sekarang kalau aku merasakan apa
yang aku takutkan ,aku mengondisikan sebaik mungkin dengan akal sehat..
Semakin hari semakin banyak hal yang membuatku terpacu untuk
dewasa,mungkin belum sempurna tapi menuju pendewasaan diri
Mulai belajar
menerima banyak hal yang semakin menunjukkan inilah dunia nyata !
Semoga aku dapat menghidupkan mimpiku ..dengan semangat
pemenang
Doakan aku yang dari hari kehari meracik formula
kesuksesanku untuk sebuah mimpi yang begitu besar..
LULUS kuliah,jadi sarjana,mendapatkan kerjaan yang layak ,menikah dan sakinah bersama suami dan anak-anakku nanti .
Membahagiakan keluarga dan punya sahabat-sahabat yang hebat
Mereka akan berdatangan sebentar lagi karena aku sudah bisa
mencium harumnya…
“Jiwa PEMENANG adalah yang bersungguh menjadi pemenang dan menerima
kemungkinan akan kalah ,masalah terbesar bukan pada pilihan menang atau kalah melainkan
meniadakan kemunduran/kematian saat kalah pertandingan “
My Live’s My Victory
Aku berjuang
meraih kehidupan sampai mendarat di bumi dengan berjuta sel yang aktif dan
hidup namun hanya AKU yang lolos dan diizinkan bermain ..
Belum lagi
saat aku menumpahkan susu teman sekelasku,memecahkan mangkuk bubur ayam,membuat
bibir temenku berdarah dan menangis saat wisuda TK ,
Berangkat
naik angkutan umum pukul 06.30 dan pulang pukul 14.00 huuhh benar-benar lelah
aku menaiki angkutan 2 kali dan jalan sekitar 2km
Universitas aku tekuni sekarang memang pilihan bukan
pelarian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar